BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan
suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, alat,
siswa dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti
telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti
membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau
kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan proses pembelajaran.
Agar pembelajarann dapat berlangsung sesuai dan menghasilkan hasil yang
optimal maka diperlukan strategi – strategi
dan pendekatan – pendekatan khusus dalam sistem pembelajaran. Strategi –
strategi tersebut dapat digolongkan
menjadi beberapa bagian menurut aspek dan hasilnya. Strategi
belajar dibedakan atas strategi kognitif
dan strategi metakognitif. Strategi
kognitif dipakai untuk mengelola materi pembelajaran agar dapat diingat dalam
jangka waktu yang lama. Sedangka strategi metakognitif adalah langkah yang
dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif , seperti monitoring diri
sendiri, dan penguatan diri sendiri.
Untuk
menunjuang pembelajaran juga diperlukan pendekatan – pendekatan agar hasil yang
dicapai bisa maksimal. Pendekatan konsep artinya guru memberikan konsep
tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya , fokusnya hanya pada konsep dan sub
konsep saja, sedangkan pendekatan proses artinya guru melihat dari prosesnya.
Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu”
hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam
kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan
menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan
secara bergantian.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah
penjelasan tentang penggolongan Strategi Belajar Mengajar ?
2. Bagaimanakah
penjelasan tentang pendekatan konsep dan pendekatan proses?
3. Apakah
yang dimaksud dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif?
C.
TUJUAN PEMBUATA MAKALAH
1. Mengetahui
penggolongan Strategi Belajar Mengajar.
2. Mengetahui
tentang pendekatan konsep dan pendekatan proses.
3. Mengetahui
tentang pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Penggolongan
Strategi Belajar Mengajar
Pada makalah ini , kita akan membahas tentang
penggolongan strategi belajar mengajar.
Strategi belajar mengajar (SBM) dapat di golongkan menjadi beberapa
cara:
a. Strategi
belajar dapat digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung. Strategi
utama dipakai secara langsung dalam mencerna materi pembelajaran, sedangkan strategi tak langsung digunakan
untuk mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajar dalam mengatasi
gangguan, frustasi dsb.
b. Strategi
belajar dibedakan atas strategi kognitif
dan strategi metakognitif. Strategi
kognitif dipakai untuk mengelola materi pembelajaran agar dapat diingat dalam
jangka waktu yang lama. Sedangka strategi metakognitif adalah langkah yang
dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif , seperti monitoring diri
sendiri, dan penguatan diri sendiri.
c. Strategi
belajar dapat juga digolongkan atas strategi sintaksis dan strategi semantik
. Strategi sintaksis menggunakan kata fungsi, awalan , akhiran dan penggolongan
kata. Sedangkan strategi semantiks berhubungan dengan obyek nyata, situasi dan
kejadian.
Sejumlah
ahli menggolongkan pula strategi belajar atas sosial dan nonsosial . Strategi
belajar sosial berkaitan dengan upaya pembelajaran mendaoatkan kesempatan
berbicara sebanyak mungkin, meningkatkan interaksi dengan penutur asli, dan
meningkatkan motivasi belajar. Termasuk dalam kategori ini adalah cara
bagaimana mengajukan pertanyaan , memberi penjelasan , gerakan badan , jarak
badan dengan lawan bicara dsb.
Subyantoro
dkk.(2004) memengungkan jenis – jenis SBM dilihat dari karakteristik belajar
setiap individu yang terbagi atas :
1. Strategi
Mengulang
Strategi ini terdiri
atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks . Strategi mengulang sederhana
digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu dan hanya untuk
mengahafal saja. Contoh lain strategi sederhana ini adalah menghafal nomor
telepon , daftar belanjaan ,dsb. Memori yang sudah ada dalam pikiran
dimunculkan embali untuk kepentingan jangka pendek, seketika dan sederhana.
Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang
kompleks. Menggaris bawahi ide – ide kunci, membuat catatan pinggir dan menulis
kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari mengulang
kompleks.
2. Strategi
Elaborasi
Beberapa strategi
elaborasi adalah pembuatan catatan , analogi an PQ4R. PQ4R adalah singakatan
dari Preview ( membaca cepat), Question (bertanya) , dan 4R singkatan
dari read, reflect, recite dan review atau
membaca secara menyuluruh . Strategi ini merupakan strategi belajar elaborasi
yang terbukti efektif dalam membantu peserta didik membaca informasi bacaan.
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru
akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi , pengkodean lebih mudah
dilakukuan da lebih menberikan kepastian. Strategi elaborai membantu pemindahan
informasi baru dari memori otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang
dengam menciptakan hubungan dan gabungan atara informasi baru dengan yang pernah
ada. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara
informasi yang dimiliki sebelumnya dengan informasi baru yang diperoleh melalui
proses mencatat. Dengan mecatat peeserta didik dapat menuangkan ide – ide baru
dari perpaduan kedua informasi itu. Sedangkan
analogi merupakan cara belajar dengan perbandingan yang dibuat untuk
meunjukkan persamaan antar ciri pokok benda atau ide. PQ4R adalah strategi yang
digunakan peserta didik untuk mengingat apa yang mereka baca.
3. Strategi
Organisasi
Strategi
organisasi membantu pelaku belajar untuk meningkatkan kebermaknaan bahan – bahan baru dengan
struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri ad=tas pengelomokan
ulang ide ide atau istilah menjadi bagian yang paling kecil . Strategi ini juga
berperan sebagai pengidentifikasian ide- ideatau fakta kunci dari sekumpulan
informasi yang lebih besar . Bentuk strategi organisasi adalah outlining ,yakni membuat garis besar Peserta didik belajar menhubungkan berbagai
macam topik dengan beberapa ide utama. Mapping
, atau konsep , dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics, membentuk katagori khusus dan
secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau
organisasi. Mnemonics membantu pembentukan asosiasi, yang secara alamiah
tidak ada yang membantu pengoragisasian informasi menjadi memori kerja.
Strategi mnemonics teridiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
4. Strategi
Metakognitif
Strategi ini berhubungan
dengan ide peserta didik tentang
pemikiran mereka sendiri dan menggunakan strategi belajar dengan ceoat.
Metakognitif memiliki dua kom[onen , yakni pengetahuan tentang kognisi dan
mekanisme pengendalian, Metakognisi mementingkan learning to learn, yaitu
belajar bagaimana belajar. Strategi
metakognitif merujuka pada teori pemrosesan-informasi yang menunjukkan
pelaksanaan fungsi yaitu strategi yang melibatkan perencanaan pembelajaran ,
perenungan , proses pembelajaran pada saat pelaksanaan fungsi berlangsung ,
memonitor pemahaman dan produk sendiri dan mengevaluasi pembelajaran setelah
menyelesaikan suatu aktivitas. Dengan kata lain yang masuk kedalam kategori
strategi metakognitif adalah advace organizer ,perhatian yang diarahkan
perhatia terpilih management diri sendiri , perencanaan fungsional , produksi
gand dan evaluasi diri. Strategi ini berhubungan dengan proses belajar peserta
didik tentang berpikir mereka sendiri dan kmeampuan menggunakan strategi
belajar dengan cepat.
Penggolongan SBM dapat ditinjau dari
3 aspek , yaitu :
1. Berdasarkan
pendekatan ( Based on teaching approach)
Dapat dibagi menjadi 3
antara lain:
a. Concept
and process approach
Pendekatan konsep
artinya guru memberikan konsep tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya ,
fokusnya hanya pada konsep dan sub konsep saja, sedangkan pendekatan proses
artinya guru melihat dari prosesnya.
b. Deduktive
– inductive
Deduktif artinya guru
memberikan yang abstrak dulu baru ke
yang empirisnya. Sedangkan inductitif arinya guru memberikan yang konkret dulu
baru ke yang abstrak.
c. Expository
– heruistic approaavh
expository artinya guru benar-benar
sebagai sumber informasi dan siswa hanya sebagai penerima, metode yang biasa
dipakai adalah ceramah.
heuristic artinya pusatnya adalah siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motvator.
heuristic artinya pusatnya adalah siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motvator.
Heuristik sendiri di bagi menjadi 2 macam , yaitu :
a.
Inquiri method (metode penelitian ) artinya kemampuan
meneliti konsep oleh siswa dan dilakukan oleh siswa tanpa ada campur tangan
guru .
b.
Discovery method ( metode penemuan ) artinya
siswa disuruh menemukan konsp tetapi
masih ada campur tangan dari guru.
2.
Based on teacher –student involve (keterlibatan guru
dan siswa )
Dibedakan menjadi 3, yaitu:
a.
Presenatsi , artinya utamanya adalah pada siswa dan
guru hanya sebagai guide dan kalau ada salah barulah guru membenarka.
b.
Diskusi artinya guru hanya memberikan permasalahan
c.
Belajar mandiri (mastery learning), artinya hanya
sebagai komplemen , guru menyusun modul agar siswa bisa belajar sendiri. , assessment(bagaimana dia bisa menilai dirinya
sendiri), dan juga referensi.dalam assessment berisi latihan dan worksheet.
dalam belajar mandiri, fokus belajarnya pada siswa dan di dalam modul sudah ada
kunci jawaban sehingga siswa bisa menilai diri sendiri. Modul biasanya
digunakan pada siswa-siswa yang akselerasi. misalkan gur ingin menilai, maka
bisa saja guru mengeluarkan soal yang ada dalam latihan pada saat ujian.Kalau
siswa bisa mengerjakan berarti, belajar mandiri ini berhasil.
3.
Based on learning speed ( berdasaran kecepatan
belajar)
Dibagi menjadi 3, yaitu :
a.
grouping process, artinya dibentuk kelompok-
kelompok. dalam pengelompokan itu bisa juga dicampur-campur atau berdasarkan
kecepatan belajar yang sama. Bila penglompokannya dicampur, maka kenyataannya siswa
yang lambat beelajar cenderung nyantai. sedangkan kalau pengelompokannya
berdasarkan persamaan kecepatan belajar, mungkin anak-anak yang lambat
belajarnya akan merasa guru membagi kelompomnya tidaka adil tetapi di sisi
lain, ada motivasi tersendiri agar tidak kalah juga dengan yang cepat
belajarnya.
b. Interesrt
similiarty
c. Similiarty
on leraning speed
Perbedaan antara strategi,
pendekatan, metode dan model.
strategi itu adalah rencana guru dalam pembelajarn mulai dari memilih media.
pendekatan itu lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan.Contoh pendekatan: SCL (Student Centered Learning)
Model artinya contoh atau paket yang dilaksanakan dengan berbagai metode di dalamnya. Model itu contohnya:PBL(Problem Based Learning), CI(CTL/Conceptual Teaching Learning), Project Based Learning, Role Model Play and Simulation, Cooperative, Collaborative, and Case Study (studi kasus)
metode itu lebih ke teknisnya. Contoh metode itu antara lain: diskusi, dan ceramah.
strategi itu adalah rencana guru dalam pembelajarn mulai dari memilih media.
pendekatan itu lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan.Contoh pendekatan: SCL (Student Centered Learning)
Model artinya contoh atau paket yang dilaksanakan dengan berbagai metode di dalamnya. Model itu contohnya:PBL(Problem Based Learning), CI(CTL/Conceptual Teaching Learning), Project Based Learning, Role Model Play and Simulation, Cooperative, Collaborative, and Case Study (studi kasus)
metode itu lebih ke teknisnya. Contoh metode itu antara lain: diskusi, dan ceramah.
B.
Pendekatan
Konsep dan Pendekatan Proses
1. Pendekatan
konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan
peserta didik menguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak
terjadi kesalahan konsep (mikonsepsi). Konsep
merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1.
Konsep memiliki gejala – gejala tertentu
2.
Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman
langsung
3.
Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4.
Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan
pengalaman – pengalaman
5.
Konsep yang benar membentk pengertian
6.
Setiap konsep berbeda dengan ciri – ciri tertetu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan
belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
1.
Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai
denaan unsur lingkungan.
2.
Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar
yang mudah dimengerti.
3.
Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman
yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
4.
Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke
yang abstrak.
Langkah-langkah
mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu,:
A. Tahap
enaktik
Tahap
enaktik dimulai dari:
a. Pengenalan
benda konkret.
b. Menghubungkan
dengan pengalaman lamaa maupun pengalaman baru.
c. Pengamatan
dan penafsiraan tentang benda baru.
B. Tahap
simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang,
kode, seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara
contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan
ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
C. Tahap
ikonik.
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara
abstrak, seperti: Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu
mengatakannya.
2.
Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan
pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan
yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik
diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih
daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta
didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan
atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang
dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Pada pendekatan proses,
tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam
keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan,
dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan
dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut
keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses,
ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang
berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan harus
seungguh menjadi pengalaaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses
mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian integral dari peserta didik ,
bukan lagi potongan – potongan pengalaman yang disodorkan untuk diterima, yang
sebenarnya bukan miliknya sendiri. Dengan demikian , pendidikan
mengejawantahkan dalam diri peserta didik dalam setiap proses pendidikan yang
diaalaminya.
C. Pendekatan Deduktif dan Induktif
1.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan
istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi
oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik
bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
dasarnya(Suwarna,2005).
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan
meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba
pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan
teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa,
dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian
dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves
transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran
baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan
menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen
logika. Contoh urutan pembelajaran:
1.
definisi disampaikan
2.
memberi contoh dan beberapa tugas mirip
contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang
definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran
pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh
pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan
induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan
menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual,
siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar
pengamatan siswa sendiri.
2.
Pendekatan Induktif
Ciri uatama pendekatan induktif dalam
pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk
memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau
dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan
pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi.
Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju
konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian
membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki
pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut
setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Berbeda
dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal
yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan
permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif
merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal
atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai
dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada
prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya
diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam
kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan
menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan
secara bergantian.
BAB III
KESIMPULAN
Strategi merupakan kegiatan
pembelajaran yang di harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses
pembelajaran dan disertai oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai
secara efektif dan efesien
Pendekatan konsep
artinya guru memberikan konsep tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya ,
fokusnya hanya pada konsep dan sub konsep saja, sedangkan pendekatan proses
artinya guru melihat dari prosesnya.
Pada prinsipnya
matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola
pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran
“yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada
hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan
masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir
induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.”Pendekatan
dan Metode Pembelajaran”(online), (http://smacepiring.
wordpress.com2008/02/19 /pendekatan-dan-metode-pembelajaran.html,diakses tanggal 18
Maret 2014).
Anonim.2010.“Penggolongan
Strategi Belajar“(onine),(http://education-mantap
.blogspot. com/2010/12/penggolongan-strategi-belajar.html, diakses
tanggal 18 Maret 2014)
Noflena,
Maria.2012.”Penggolongan Strategi Pembelajaran” (online),( http://marianoflena.blogspot.com/2012/01/penggolongan-strategi-pembelajaran-sbm.html,
diakses tanggal 18 Maret 2014).
Simanjutak,
Lisnawati.dkk.1992.Metode Mengajar Matematika, Jakarta : Rineka Cipta.
Wati,
Citra Budi“Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran”(Online),(http://bubudcitra.
wordpress.com/ipm
/macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html,diakses tanggal
18 Maret 2014).
One of the local tablet, Evercoss Tab V managed to get the award and won the best local tablet from Indonesia Cellular Award (ICA) in 2015 at the ICS in 2015.
BalasHapusIndonesia mobile phones began to show its fangs. This is evidenced from the provision of the Indonesia Lab Bahasa Murah Cellular Award (ICA) in 2015 to one tablet vendor in domestic production, Evercoss Tab V.
In Indonesia Cellular Show 2015, Evercoss Tab V as reported from Liputan6.com (15.06.2015) received the award and has passed the selection of the 1,200 respondents who rate. To be nominated for the ICA 2015, a product must go through a selection process terlebihi decided in advance by a committee based on quality and performance. A product must have a value above 7.5, and Tab V Evercoss be one that got away in this selection phase.
Not surprisingly, Chief Marketing Officer Evercoss, Ricky Tanudibrata Evercross revealed that each product is already entered in a special laboratory testing phase in Jakarta owned Evercross both the quality and durability of the product. The products will be marketed through Evercross before the heat resistance test, splashing rain water, fire, and a series of other tests.
V is Evercoss Tab tablet that rely Evercross multi-account feature that allows users to filter out some of the applications for each account. Each of these accounts can also be equipped with a password so that it is suitable to use if you want to lend tablet to others.