Dunia Matematika

Rabu, 02 April 2014

Pendekatan - Pendekatan dan Penggolongan SBM



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan proses pembelajaran.
Agar pembelajarann dapat berlangsung sesuai dan menghasilkan hasil yang optimal maka diperlukan strategi – strategi  dan pendekatan – pendekatan khusus dalam sistem pembelajaran. Strategi – strategi tersebut  dapat digolongkan menjadi beberapa bagian menurut aspek dan hasilnya. Strategi belajar dibedakan atas strategi kognitif dan strategi metakognitif. Strategi kognitif dipakai untuk mengelola materi pembelajaran agar dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Sedangka strategi metakognitif adalah langkah yang dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif , seperti monitoring diri sendiri, dan penguatan diri sendiri.
Untuk menunjuang pembelajaran juga diperlukan pendekatan – pendekatan agar hasil yang dicapai bisa maksimal. Pendekatan konsep artinya guru memberikan konsep tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya , fokusnya hanya pada konsep dan sub konsep saja, sedangkan pendekatan proses artinya guru melihat dari prosesnya.
Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.



B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimanakah penjelasan tentang penggolongan Strategi Belajar Mengajar ?
2.      Bagaimanakah penjelasan tentang pendekatan konsep dan pendekatan proses?
3.      Apakah yang dimaksud dengan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif?

C.     TUJUAN PEMBUATA MAKALAH
1.      Mengetahui penggolongan Strategi Belajar Mengajar.
2.      Mengetahui tentang pendekatan konsep dan pendekatan proses.
3.      Mengetahui tentang pendekatan deduktif dan pendekatan induktif.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.           Penggolongan Strategi Belajar Mengajar

Pada makalah ini , kita akan membahas tentang penggolongan strategi belajar mengajar.  Strategi belajar mengajar (SBM) dapat di golongkan menjadi beberapa cara:
a.       Strategi belajar dapat digolongkan atas strategi utama dan strategi pendukung. Strategi utama dipakai secara langsung dalam mencerna materi pembelajaran,  sedangkan strategi tak langsung digunakan untuk mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajar dalam mengatasi gangguan, frustasi dsb.
b.      Strategi belajar dibedakan atas strategi kognitif dan strategi metakognitif. Strategi kognitif dipakai untuk mengelola materi pembelajaran agar dapat diingat dalam jangka waktu yang lama. Sedangka strategi metakognitif adalah langkah yang dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif , seperti monitoring diri sendiri, dan penguatan diri sendiri.
c.       Strategi belajar dapat juga digolongkan atas strategi sintaksis dan strategi semantik . Strategi sintaksis menggunakan kata fungsi, awalan , akhiran dan penggolongan kata. Sedangkan strategi semantiks berhubungan dengan obyek nyata, situasi dan kejadian.
Sejumlah ahli menggolongkan pula strategi belajar atas sosial dan nonsosial . Strategi belajar sosial berkaitan dengan upaya pembelajaran mendaoatkan kesempatan berbicara sebanyak mungkin, meningkatkan interaksi dengan penutur asli, dan meningkatkan motivasi belajar. Termasuk dalam kategori ini adalah cara bagaimana mengajukan pertanyaan , memberi penjelasan , gerakan badan , jarak badan dengan lawan bicara dsb.
Subyantoro dkk.(2004) memengungkan jenis – jenis SBM dilihat dari karakteristik belajar setiap individu yang terbagi atas :
1.      Strategi Mengulang
Strategi ini terdiri atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks . Strategi mengulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu dan hanya untuk mengahafal saja. Contoh lain strategi sederhana ini adalah menghafal nomor telepon , daftar belanjaan ,dsb. Memori yang sudah ada dalam pikiran dimunculkan embali untuk kepentingan jangka pendek, seketika dan sederhana. Penyerapan bahan belajar yang lebih kompleks memerlukan strategi mengulang kompleks. Menggaris bawahi ide – ide kunci, membuat catatan pinggir dan menulis kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari mengulang kompleks.
2.      Strategi Elaborasi
Beberapa strategi elaborasi adalah pembuatan catatan , analogi an PQ4R. PQ4R adalah singakatan dari Preview ( membaca cepat), Question (bertanya) , dan 4R singkatan dari read, reflect, recite dan review atau membaca secara menyuluruh . Strategi ini merupakan strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu peserta didik membaca informasi bacaan. Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi , pengkodean lebih mudah dilakukuan da lebih menberikan kepastian. Strategi elaborai membantu pemindahan informasi baru dari memori otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengam menciptakan hubungan dan gabungan atara informasi baru dengan yang pernah ada. Pembuatan catatan adalah strategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dimiliki sebelumnya dengan informasi baru yang diperoleh melalui proses mencatat. Dengan mecatat peeserta didik dapat menuangkan ide – ide baru dari perpaduan kedua informasi itu. Sedangkan  analogi merupakan cara belajar dengan perbandingan yang dibuat untuk meunjukkan persamaan antar ciri pokok benda atau ide. PQ4R adalah strategi yang digunakan peserta didik untuk mengingat apa yang mereka baca.
3.      Strategi Organisasi
Strategi organisasi membantu pelaku belajar untuk meningkatkan  kebermaknaan bahan – bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri ad=tas pengelomokan ulang ide ide atau istilah menjadi bagian yang paling kecil . Strategi ini juga berperan sebagai pengidentifikasian ide- ideatau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar . Bentuk strategi organisasi adalah outlining  ,yakni membuat garis besar  Peserta didik belajar menhubungkan berbagai macam topik dengan beberapa ide utama. Mapping , atau konsep , dalam beberapa hal lebih efektif daripada outlining. Mnemonics, membentuk katagori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu pembentukan asosiasi, yang secara alamiah tidak ada yang membantu pengoragisasian informasi menjadi memori kerja. Strategi mnemonics teridiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
4.      Strategi Metakognitif
Strategi ini berhubungan dengan  ide peserta didik tentang pemikiran mereka sendiri dan menggunakan strategi belajar dengan ceoat. Metakognitif memiliki dua kom[onen , yakni pengetahuan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian, Metakognisi mementingkan learning to learn, yaitu belajar bagaimana belajar. Strategi  metakognitif merujuka pada teori pemrosesan-informasi yang menunjukkan pelaksanaan fungsi yaitu strategi yang melibatkan perencanaan pembelajaran , perenungan , proses pembelajaran pada saat pelaksanaan fungsi berlangsung , memonitor pemahaman dan produk sendiri dan mengevaluasi pembelajaran setelah menyelesaikan suatu aktivitas. Dengan kata lain yang masuk kedalam kategori strategi metakognitif adalah advace organizer ,perhatian yang diarahkan perhatia terpilih management diri sendiri , perencanaan fungsional , produksi gand dan evaluasi diri. Strategi ini berhubungan dengan proses belajar peserta didik tentang berpikir mereka sendiri dan kmeampuan menggunakan strategi belajar dengan cepat.
            Penggolongan SBM dapat ditinjau dari 3 aspek , yaitu :
1.      Berdasarkan pendekatan ( Based on teaching approach)
Dapat dibagi menjadi 3 antara lain:
a.       Concept and process approach
Pendekatan konsep artinya guru memberikan konsep tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya , fokusnya hanya pada konsep dan sub konsep saja, sedangkan pendekatan proses artinya guru melihat dari prosesnya.
b.      Deduktive – inductive
Deduktif artinya guru memberikan yang abstrak dulu  baru ke yang empirisnya. Sedangkan inductitif arinya guru memberikan yang konkret dulu baru ke yang abstrak.
c.       Expository – heruistic approaavh
expository artinya guru benar-benar sebagai sumber informasi dan siswa hanya sebagai penerima, metode yang biasa dipakai adalah ceramah.
heuristic artinya pusatnya adalah siswa, guru hanya sebagai fasilitator dan motvator.
Heuristik sendiri di bagi menjadi 2 macam , yaitu :
a.       Inquiri method (metode penelitian ) artinya kemampuan meneliti konsep oleh siswa dan dilakukan oleh siswa tanpa ada campur tangan guru .
b.      Discovery method ( metode penemuan ) artinya siswa  disuruh menemukan konsp tetapi masih ada campur tangan dari guru.
2.     Based on teacher –student involve (keterlibatan guru dan siswa )
Dibedakan menjadi 3, yaitu:
a.       Presenatsi , artinya utamanya adalah pada siswa dan guru hanya sebagai guide dan kalau ada salah barulah guru membenarka.
b.      Diskusi artinya guru hanya memberikan permasalahan
c.       Belajar mandiri (mastery learning), artinya hanya sebagai komplemen , guru menyusun modul agar siswa bisa belajar sendiri.assessment(bagaimana dia bisa menilai dirinya sendiri), dan juga referensi.dalam assessment berisi latihan dan worksheet. dalam belajar mandiri, fokus belajarnya pada siswa dan di dalam modul sudah ada kunci jawaban sehingga siswa bisa menilai diri sendiri. Modul biasanya digunakan pada siswa-siswa yang akselerasi. misalkan gur ingin menilai, maka bisa saja guru mengeluarkan soal yang ada dalam latihan pada saat ujian.Kalau siswa bisa mengerjakan berarti, belajar mandiri ini berhasil.
3.      Based on learning speed ( berdasaran kecepatan belajar)
Dibagi menjadi 3, yaitu :
a.       grouping process, artinya dibentuk kelompok- kelompok. dalam pengelompokan itu bisa juga dicampur-campur atau berdasarkan kecepatan belajar yang sama. Bila penglompokannya dicampur, maka kenyataannya siswa yang lambat beelajar cenderung nyantai. sedangkan kalau pengelompokannya berdasarkan persamaan kecepatan belajar, mungkin anak-anak yang lambat belajarnya akan merasa guru membagi kelompomnya tidaka adil tetapi di sisi lain, ada motivasi tersendiri agar tidak kalah juga dengan yang cepat belajarnya.
b.      Interesrt similiarty
c.       Similiarty on leraning speed
Perbedaan antara strategi, pendekatan, metode dan model.
strategi itu adalah rencana guru dalam pembelajarn mulai dari memilih media.
pendekatan itu lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan.Contoh pendekatan: SCL (Student Centered Learning)
Model artinya contoh atau paket yang dilaksanakan dengan berbagai metode di dalamnya. Model itu contohnya:PBL(Problem Based Learning), CI(CTL/Conceptual Teaching Learning), Project Based Learning, Role Model Play and Simulation, Cooperative, Collaborative, and Case Study (studi kasus)
metode itu lebih ke teknisnya. Contoh metode itu antara lain: diskusi, dan ceramah.

B.     Pendekatan Konsep dan Pendekatan Proses

1.      Pendekatan konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik menguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi  kesalahan konsep (mikonsepsi). Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1.      Konsep memiliki gejala – gejala tertentu
2.      Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3.      Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4.      Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman – pengalaman
5.      Konsep yang benar membentk pengertian
6.      Setiap konsep berbeda dengan ciri – ciri tertetu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
1.      Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2.      Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3.      Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
4.      Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
Langkah-langkah mengajar dengan pendekatan konsep melalui 3 tahap yaitu,:
A.   Tahap enaktik
 Tahap enaktik dimulai dari:
a.   Pengenalan benda konkret.
b.  Menghubungkan dengan pengalaman lamaa maupun pengalaman baru.
c.   Pengamatan dan penafsiraan tentang benda baru.
B.   Tahap simbolik
Tahap simbolik siperkenalkan dengan: Simbol, lambang, kode, seperti angka, huruf. kode, seperti (?=,/) dll. Membandingkan antara contoh dan non-contoh untuk menangkap apakah siswa cukup mengerti akan ciri-cirinya. Memberi nama, dan istilah serta defenisi.
C.   Tahap ikonik.
Tahap ini adalah tahap penguasaan konsep secara abstrak, seperti: Menyebut nama, istilah, definisi, apakah siswa sudah mampu mengatakannya.
2.      Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
Pada pendekatan proses, tujuan utama pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam keterampilan proses seperti mengamati, berhipotesa, merencanakan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan. Pendekatan keterampilan proses digunakan dan dikembangkan sejak kurikulum 1984. Penggunaan pendekatan proses menuntut keterlibatan langsung siswa dalam kegiatan belajar.
Dalam pendekatan proses, ada dua hal mendasar yang harus selalu dipegang pada setiap proses yang berlangsung dalam pendidikan. Pertama, proses mengalami. Pendidikan harus seungguh menjadi pengalaaman pribadi bagi peserta didik. Dengan proses mengalami, maka pendidikan akan menjadi bagian integral dari peserta didik , bukan lagi potongan – potongan pengalaman yang disodorkan untuk diterima, yang sebenarnya bukan miliknya sendiri. Dengan demikian , pendidikan mengejawantahkan dalam diri peserta didik dalam setiap proses pendidikan yang diaalaminya.

C.    Pendekatan Deduktif dan Induktif
1.      Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan  deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran:
1.      definisi disampaikan
2.      memberi contoh dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.


2.      Pendekatan Induktif

Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.






BAB III
KESIMPULAN
Strategi merupakan kegiatan pembelajaran yang di harus dilakukan oleh seorang guru dalam proses pembelajaran dan disertai oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat di capai secara efektif dan efesien
Pendekatan konsep artinya guru memberikan konsep tertentu pada siswa, tidak pada prosesnya , fokusnya hanya pada konsep dan sub konsep saja, sedangkan pendekatan proses artinya guru melihat dari prosesnya.
Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.”Pendekatan dan Metode Pembelajaran”(online), (http://smacepiring. wordpress.com2008/02/19 /pendekatan-dan-metode-pembelajaran.html,diakses tanggal 18 Maret 2014).
Anonim.2010.“Penggolongan Strategi Belajar“(onine),(http://education-mantap .blogspot. com/2010/12/penggolongan-strategi-belajar.html, diakses tanggal 18 Maret 2014)
Noflena, Maria.2012.”Penggolongan Strategi Pembelajaran” (online),( http://marianoflena.blogspot.com/2012/01/penggolongan-strategi-pembelajaran-sbm.html, diakses tanggal 18 Maret 2014).
Simanjutak, Lisnawati.dkk.1992.Metode Mengajar Matematika, Jakarta : Rineka Cipta.
Wati, Citra Budi“Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran”(Online),(http://bubudcitra. wordpress.com/ipm /macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html,diakses tanggal 18 Maret 2014).


1 komentar:

  1. One of the local tablet, Evercoss Tab V managed to get the award and won the best local tablet from Indonesia Cellular Award (ICA) in 2015 at the ICS in 2015.

    Indonesia mobile phones began to show its fangs. This is evidenced from the provision of the Indonesia Lab Bahasa Murah Cellular Award (ICA) in 2015 to one tablet vendor in domestic production, Evercoss Tab V.

    In Indonesia Cellular Show 2015, Evercoss Tab V as reported from Liputan6.com (15.06.2015) received the award and has passed the selection of the 1,200 respondents who rate. To be nominated for the ICA 2015, a product must go through a selection process terlebihi decided in advance by a committee based on quality and performance. A product must have a value above 7.5, and Tab V Evercoss be one that got away in this selection phase.

    Not surprisingly, Chief Marketing Officer Evercoss, Ricky Tanudibrata Evercross revealed that each product is already entered in a special laboratory testing phase in Jakarta owned Evercross both the quality and durability of the product. The products will be marketed through Evercross before the heat resistance test, splashing rain water, fire, and a series of other tests.

    V is Evercoss Tab tablet that rely Evercross multi-account feature that allows users to filter out some of the applications for each account. Each of these accounts can also be equipped with a password so that it is suitable to use if you want to lend tablet to others.

    BalasHapus