BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya guru
adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala
kemampuannya mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu
menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus
dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling
penting adalah performance guru di
kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta
suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode
dan pendekatan – pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik peserta didiknya.
Dalam
proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik
pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang
sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama
dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan
pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan
metode. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda,
walaupun dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini,
Ramelan (1982) mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini
mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan
sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis
untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi
yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa
sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi
yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan metode mengajar ?
2. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan mengajar?
3. Apakah yang dimaksud dengan teknik mengajar?
C. TUJUAN PEMBUATAN
MAKALAH
1. Mengetahui berbagai macam metode mengajar.
2. Mengetahui berbagai macam pendekatan dalam megajar.
3. Mengetahui berbagai macam teknik dalam mengajar.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. METODE MENGAJAR
1.
Pengertian Metode Pembelajaran
Metode secara etimologis,
metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang bearti melalui. Sedangkan
istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu
tujuan. Metode
pembelajaran dapat juga didefinisikan sebagai suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para
pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan
pembelajaran . Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para
siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
2. Macam –
Macam Metode Pembelajaran
a. Metode
Ceramah
Pada metode ini guru
memberikan penjelasan secara lisan kepada muridnya. Murid mendengarkan apa yang
dijelaskan oleh gurunya dan membuat catatan kecil yang dianggap penting. Pada
umumnya murid bersifat pasif, yaitu hanya menerima semua yang dijelaskan oleh
guru. Guru menggunakan alat pendukung alam kegiatan belajar-mengajarnya,yaitu
papan tulis, kapur/spidol, gambar-gambar, dan sebagainya.Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan
dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian
bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar
didapatkan.
b. Metode
Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah
proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling
bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan
masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif
(Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode
ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan
keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah.
Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan
anak dari pada metode diskusi.
c. Metode Demonstrasi
Metode
Demonstrasi adalah suatu proses atau kejadian yang
diperagakan oleh guru kepada siswa atau memperlihatkan cara kerja suatu alat
kepada siswa. Metode ini tidak hanya digunakan untuk dilihat saja, tetapi
digunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah,
memperlihatkan penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hukum yang
diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian
(re-inforcement).
Metode
ini dilakukan oleh seorang guru. Akan lebih baik jika siswa ikut berperan aktif
dalam demonstrasi yang sedang berlangsung. Keefektifan belajar dengan melakukan
dan mencoba sendiri telah diakui orang sejak zaman dahulu. Terbatasnya waktu
sekolah dan kemampuan masing-masing siswa berbeda, tidak semua siswa dapat
melakukannya sendiri. Oleh karena itu, maka Metode Demonstrasi masih
merupakan metode utama dalam proses belajar-mengajar.
Demonstrasi
tidak selalu harus dilakukan oleh guru. Siswa juga perlu melakukannya sendiri,
terutama percobaan yang mudah dan tidak memerlukan suatu keterampilan yang
tinggi dan khusus. Kegiatan ini sebaiknya harus dalam pengawasan guru yang
bersangkutan.Metode ini juga dapat dilakukan secara bergantian antar siswa.
Terutama, bila dalam percobaan itu ada data-data yang harus diamati atau ada
pengukuran-pengukuran yang harus dilakukan. Guru menuliskan hasil pegamatan itu
di papan tulis, dan siswa dapat mengambil satu kesimpulan dari hasil pengamatan
tadi.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
1)
Perhatian siswa
lebih dapat dipusatkan
2)
Proses belajar
siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3)
Pengalaman dan
kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
Kelemahan metode
demonstrasi:
1)
Siswa terkadang
sukar melihat dengan jelas benda yang sedang diperagakan
2)
Tidak semua
benda dapat didemonstrasikan
3)
Sukar dimengerti
jika gurunya kurang menaguasai materi.
d. Metode Resitasi
Metode Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat
resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan
Metode Resitasi
a) Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan
dapat diingat lebih lama.
b) Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan metode Resitasi :
a)
Kadang kala peserta didik melakukan
penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau
bersusah payah mengerjakan sendiri.
b) Kadang tugas dikerjakan oleh orang
laintanpa pengawasan.
c) Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
e. Metode Eksperimental.
Metode eksperimental
adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya.
Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan
sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis,
membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.
f. Metode Study Tour (karya wisata)
Metode study tour Study
tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik
mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta
didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan
tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
g. Metode Latihan Ketrampilan
Metode
latihan Ketrampilan adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan
keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung
ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan
manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini
bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
h. Metode Pengajaran Beregu (kelompok)
Metode Pengajaran Beregu (kelompok) adalah adalah suatu metode
mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai
tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara
pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan
maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik
tersebut.
i. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama
teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. Metode
ini sering disebut sebagai metode tutor sebaya , yang artinya teman sebagai
guru. Misalnya guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 anak. Kemudian
guru memberinya beberapa soal untuk dikerjakan bersama. Fungsi tutor sebaya
disini adalah teman yang pandai membantu atau mengajari teman yang kurang
pandai dalam kelompok tersebut , sehingga yang kurang pandai tak akan sungkan
untuk bertanya kepada temanya sendiri.
j. Metode Pemecahan Masalah
Metode
problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya
sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab
dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimula
idengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.Metode problem solving
merupakan metode yang merangsang berfikir kritis dan menggunakan wawasan tanpa melihat
kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai
merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.
k. Metode Proyek
Metode
Proyek dipergunakan untuk menyalurkan minat siswa yang berbeda-beda. Baik
berhubungan langsung dengan pelajaran di sekolah, atau hal yang menyangkut
penggunaan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya,
sekelompok anak yang tertarik dengan teknik radio dapat memilih proyek pembuatan
sebuah pesawat penerima sederhana. Sekelompok anak yang tertarik dengan
cara-cara penetasan telur secara listrik dapat memilih proyek pembuatan alat
penetas dan sebagainya.
l.
Metode Global
Metode
Global yaitu metode mengajar dimana seluruh siswa disuruh membaca keseluruhan
materi, kemudian siswa disuruh meresum apa yang telah mereka serap atau
mengambil intisari dari materi tersebut. Dalam hal ini gruru beranggapan bahwa
dengan membaca dan meresum diharapkan siswa lebih mudah mengingat materi yang
baru saja di pelajari.
m. Metode
Sesiodrama
Metode
sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam pemakaiannya sering
disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
n. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara
penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari
guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada
saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
Sebagai
suatu cara,metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi
untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat
masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah
(2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor,
sebagai berikut:
a. Anak didik
Anak
didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah,
gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada
aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
b. Tujuan
Tujuan adalah
sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam
pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan
kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang
dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.
c.
Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang
guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
d.
Fasilitas
Fasilitas merupakan
hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas
adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.Misalnya
ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode
eksperimen.
e.
Guru
Setiap guru
mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi
kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala
dalam memilih dan menentukan metode.
B. PENDEKATAN MENGAJAR
1.
PENGERTIAN PENDEKATAN
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
2. Macam – Macam Pendekatan
a. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan
yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur
mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan
Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan
konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep
itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1. Konsep memiliki
gejala-gejala tertentu
2. Konsep diperoleh
melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3. Konsep berbeda
dalam isi dan luasnya
4. Konsep
yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5. Konsep yang
benar membentuk pengertian
6. Setiap konsep
berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi
yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep
adalah:
1. Menanti
kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2. Mengetengahkan
konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3. Memperkenalkan
konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang
komplek.
4. Penjelasan
perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
b. Pendekatan Proses
Pendekatan
proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
Pendekatan
proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada
pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses.
Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan
berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta
didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan
percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup
kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan
sebagainya.
c.
Pendekatan Dedektif
1.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan
istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi
oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik
bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep
dasarnya(Suwarna,2005).
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah
pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan
meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba
pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan
teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa,
dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan
pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau
pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian
dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves
transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran
baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan deduktif dimulai dengan menyajikan
generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh
urutan pembelajaran:
1.
definisi disampaikan
2.
memberi contoh dan beberapa tugas mirip
contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang
definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran
pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh
pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri,
pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran
berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan
induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan
menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa
dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar
pengamatan siswa sendiri.
d. Pendekatan Induktif
Ciri
uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data
untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan
mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang
terjadi dilingkungan.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan
pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran
diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau
generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam
suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama
berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan
menganalisis apa yang diamati.
Berbeda
dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal
yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan
permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering
digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum
ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan
induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan
pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan
pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif
merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan
umum.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal
atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai
dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada
prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya
diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat
dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan
atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam
kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan
menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan
secara bergantian.
c. TEKNIK PEMBELAJARAN
Teknik
pembelajaran adalah
cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara
spesifik. Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalnya, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam teknik
yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi,
sementara ang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dian sangat menguasai bidang tersebut.
Macam – Macam Teknik
Mengajar :
1. Teknik Sumbang Saran
Teknik ini dikenali juga sebagai percambahan
fikiran (brainstorming) yang merupakan satu sesiperbincangan yang membolehkan
setiap ahli kumpulan menyumbangkan pendapat dan idea. ujuan SumbangsaranTopik
perbincangan sesuai dengan kebolehan dan minat muridGaris panduan guru haruslah
ringkas dan jelasSemua cadangan dan idea yang dikemukakan haruslah dicatat
untuk dibincangkan dalam sesi umum.Setiap kumpulan mestilah memilih pengerusi
yang betul-betul layakSetiap ahli diberi peluang untuk mengemukakan
cadanganPelajar digalakkan menyumbang seberapa banyak ideaSuasana perbincangan
yang tidak formal hemdaklah diwujudkan.
2. Teknik Jawab Soal
Teknik ini dilaksanakan dengan
cara guru mengemukakan soalan-soalan yang berkaitan dengan isipelajaran dan
pelajar dikehendaki memberi tindakbalas yang sewajarnya.Soalan-soalan yang
dikemukan memerlukan pelajar berfikir disamping dapat menguji dan menilaiapa
yang diajar.Tujuan utama teknik soal jawab ialah :Untuk mengesan pengetahuan
berbahasa muridUntuk menggalakkan pelajar berfikir secara kreatif, inovatif,
logik dan kritis.Untuk mendorong pelajar menyusun dan menghuraikan bahan yang
diajar.
3. Teknik Inkuiri
Teknik ini dikenali
sebagai teknik tinjau siasat.Merangkumi aspek-aspek soal selidik untuk
mendapatkan jawapan atau kesimpulan yangberorientasikan masalah.Dapat
menimbulkan daya refleksi dikalangan pelajar.Merupakan satu kaedah pengajaran
bahasa yang dinamik untuk menimbulkan minat dan dayakreativiti di kalangan
pelajar kerana pelajar sering mengemukakan soalan ‘bagaimana’. Tujuannya untuk
melatih pelajar mengeluarkan fikiran dan pendapat dengan bernas(Kementerian
Pendidikan 1990:85)
4. Teknik Forum
TEKNIK FORUMForum
merupakan satu sesi perbincangan yang melibatkan beberapa ahli panel untuk
mencanaifikiran dan mengemukan pendapat tentang sesuatu tajuk, dimana ia
dijalankan secara formal.Teknik berforum merupakan salah satu aktiviti lisan
yang sesuai, di mana pelajar akan berkongsipengetahuan dan pengalaman secara
langsung untuk meningkatkan kemahiran menyampaikan ideadan fikiran dengan
jelas, objektif, kreatif dan rasional.Untuk menjayakan aktiviti ini, tajuk
forum yang dipilih haruslah mudah, menarik dan mencabarselaras dengan
kemahiran, pencapaian serta peringkat umur pelajar.Persediaan yang rapi perlu
dibuat sama ada sebelum, semasa dan selepas aktiviti.
BAB III
KESIMPULAN
Metode
pembelajaran didefinisikan sebagai
suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses
belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran . Metode pembelajaran ini sangat
penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut
nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para
siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
Pendekatan
dapat
diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses
pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi
pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau
pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada
siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi
pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127).
Teknik
pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan
suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang
dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2008.”Pendekatan dan Metode
Pembelajaran”(online), (http://smacepiring.
wordpress.com2008/02/19 /pendekatan-dan-metode-pembelajaran.html,diakses
tanggal 18 Maret 2014).
Sibarani, Ahaddin
Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan Model
Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com /2013/03 /perbedaan
-pendekatan-strategi-metode.html, diakses
tanggal 4 Maret 2014).
Sibarani, Ahaddin
Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan Model
Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com
/2013/03 /perbedaan -pendekatan-strategi-metode.html, diakses tanggal
4 Maret 2014).
Simanjutak, Lisnawati.dkk.1992.Metode
Mengajar Matematika, Jakarta : Rineka Cipta.
Wati, Citra Budi“Macam – Macam
Pendekatan Pembelajaran”(Online),(http://bubudcitra. wordpress.com/ipm /macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html,diakses
tanggal 18 Maret 2014).