.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Peningkatan kualitas sumber daya manusia diIndonesia
terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman yang
semakin global. Peningkatan sumber daya manusia ini juga berpengaruh terhadap
dunia pendidikan. Pendidikan yang merupakan ujung tombak dalam pengembangan
sumber daya manusia harus bisa berperanaktif dalam meningkatkan kualitas dan
juga kuantitas. Upaya pengembangan pendidikan tersebut harus sesuai dengan
proses pengajaran yang tepat agar anak didik dapat menerima pelajaran dengan
baik. Proses pengajaranakan lebih hidup dan menjalin kerja sama diantara siswa,
maka proses pembelajaran dengan para digmalama harus diubah dengan para
digmabaru yang dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam berpikir, arah
pembelajaran yang lebih kompleks tidak hanya satu arah sehingga proses belajar
mengajarakan dapat meningkatkan kerja sama diantara siswa dengan guru dan siswa
dengan siswa, maka dengan demikian siswa yang kurang akan dibantu oleh siswa
yang lebih pintar sehingga proses pembelajaran lebih hidup dan hasilnya lebih
baik.
Dalam kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari
berbagai variabel pokok yang saling berkaitan yaitu kurikulum, guru/pendidik,
pembelajaran, peserta. Dimana semua komponen ini bertujuan untuk kepentingan
peserta. Berdasarkan hal tersebut pendidik di tuntut harus mampu menggunakan
berbagai pendekatan pembelajaran agar peserta didik dapat melakukan kegiatan
belajar dengan menyenangkan. Hal ini dilatar belakangi bahwa peserta didik
bukan hanya sebagai objek tetapi juga merupakan subjek dalam pembelajaran.
Peserta didik harusdi siapkan sejak awal untuk mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya sehingga berbagai jenis pendekatan pembelajaran yang dapat
digunakan oleh pendidik.
Berdasarkan pandangan di atas , maka permasalahan
yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa
dengan penedekatan yang tepat .Salah satu solusinya yaitu dengan mengembangkan
suatu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa lebih senang dan lebih
termotivasi untuk belajar.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan pengajaran individual?
2. Apakah
perbedaan antara pengajaran individual dan pengajaran klasikal?
C.
Tujuan
Pembuatan Makalah
1. Mengetahui
tentang pengajaran individual.
2. Mengetahui
perbedaan antara pengajaran individual dan klasikal.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengajaran Individual
Istilah
“Pengajarn Individual” atau Pengajaran Perseorangan” merupakan suatu strategi
untuk mengatur kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa
memperoleh perhatian lebih banyak dari pada yang dapat diberikan dalam rangka
pengelolaan kegiatan belajar mengajar dalam kelompok siswa yang besar. Menrut
duane (1973) pengajaran individual merupakan suatu cara pengaturan program
belajar dalam setiap mata pelajaran, disusun dalam suatu cara tertentu yang
disediakan bagi tiap siswa agar dapat memacu kecepatan belajarnya dibawa
bimbingan guru.
Pengajaran
individual yaitu suatu pengajaran dimana : Memberikan kesempatan kepada siswa
kapan,mengenai apa ia belajar,ia mengatur waktu,tempat,dan materi yang
akan dipelajarinya.Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya masing-masing; yang
pandai belajar lebih cepat dan sebaliknya yang lambat belajar tenang sesuai
dengan kecepatannya tanpa terseret-seret oleh siswa yang lebih pandai.Mereka
yang belajarnya lebih cepat dapat menyelesaikan program SD dan SL-nya lebih
cepat dari biasanya misalnya 8 tahun.Sedangkan yang belajarnya lebih lambat biarlah
menyelesaikan program yang sama itu lebih lambat dari biasanya,misalnya 15
tahun.Siswa dapat memilih sendiri urutan unit-unit topik-topik pokok yang
dipelajari dan tidak usah mengikuti jalur kesenangan guru.
Siswa
belajar secara tuntas,maksudnya siswa menempuh ulangan bilamana ia sudah merasa
siap untuk itu dan memperbaikinya sampai penguasaanya memenuhi syarat minimum
. Setiap unit
yang dipelajarinya memuat tujuan instruksional khusus yang jelas dan kemampuan
siswa pada akhir kegiatan itu diukur berdasarkan kepada tujuan instruksional
khusus itu. Keberhasilan siswa diukur berdasarkan system nilai
mutlak (criterion-referenced)bukan system nilai nilai relative(norm-referenced).Guru
bertindak sebagai pembimbing atau fasilitator belajar siswa bukan sebagai penilai.Guru
membantu bila siswa memerlukannya.
Lebih banyak
media pendidikan (multi media ) dipergunakan,seperti :
film,slaids,piringan hitam,model,pita suara,pita pandang dengar (video tape),dan
sebagainya.Hasil test tidak pakai sebagai penentu apakah ia lulus
atau tidak,tetapi lebih bersifat sebagai pengecek kemampuan siswa.Setiap tujuan
instruksionalnya khusus yang belum dicapai siswa didiskusikan dengan gurunya.
Adanya
perbedaan individual menunjukkan adanya perbedaan kondisi belajar setiap orang,
agar individual dapat berkembang secara optimal dalam proses belajar diperlukan
orientasi yang paralel dengan kondisi yang dimilinya dituntut penghargaan akan
individualitas. Dalam pengajaran beberapa perbedaan yang harus diperhatikan,
yakni:
1.
Perbedaan umur
2.
Perbedaan intelegensi
3.
Perbedaan kesanggupan dan kecepatan
4.
Perbbedaan jenis kelamin
Perbedaan
individual tersebut harus mendapat perhatian guru agar berhasil dalam pemberian
pembelajaran kepada siswa. Untuk mengetahui itu guru harus mengenal perbedaan
yang ada pada siswa, antara lain dengan cara:
1.
Tes
2.
Mengunjungi rumah prang tua siswa
3.
Sosiogram
4.
Case study
Model Pembelanjaran
Pada dasarnya merupakan bentuk pembelanjaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau binhkai dari penerapan
suatu pendekatan, metode dan teknik pembelajaran 4 kelompok model pembelajaran
yaitu :
a.
Model interaksi sosial
Pembelajaran yang berinteraksi langsung antara guru
dan siswanya.
b.
Model pengolahan informasi
Mengolah informasi yang akan di
sampaikan kepada siswanya dan mengolah pelajaran yang akan disampaikan kepada
siswanya, mana yang baik ataupun yang kurang baik bagi siswa.
c.
Model Personal
Pembelajaran yang langsung kepada
siswanya secara perorangan.
d.
Model modifikasi tingkah laku
Setiap melakukan pembelajaran
sebaiknya selalu mengganti suasa agar siswa tidak cepat bosan terhadap
pelajaran yang akan diajarkan.
Pengajaran individual
dapat mencakup cara-cara pengaturan sebagai berikut:
1. Rencana
Studi Mandiri ( Independent Study Plans)
Guru dan siswa
bersama-sama mengadakan perjanjianmengenai materi pelajaran yang akan
dipelajari dan apa tujuannya. Para siswa mengatur belajarya sendiri dan
diberikan kesempatan untk berkonsultasi secara berkala kepada guru
untukmemperoleh pengarahan atau bantuan dalam menghadapi tes dan menyelesaikan
tugas-tugas perseorangan.
2. Studi
yang Dikelola Sendiri
Siswa diberi sejumlah
daftar tujuan yang harus dicapai serta materi pelajaran yang harus dipelajari
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dilengkapi dengan daftar
kepustakaan. Pada waktu-waktu tertentu siswa menempuh tes dan dinyatakan lulus
apabila telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.
3. Program
Belajar yang berpusat pada Siswa (Learner
Centered Program)
Dalam batas -batas tertentu siswa
diperbolehkan menentukan sendiri materi yang akan dipelajari dan dalam urutan
yang bagaimana. Setelah siswa menguasai kemampuan-kemampuan pokok dan esensial,
maereka diberi kesempatan untuk belajar program pengayaan.
4. Belajar
Menurut Kecepatan Sendiri (Self-Pacing)
Siswa mempelajari
materi pelajaran tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran khusus yang telah
ditetakan oleh guru. Sema siswa arus mencapai tujuan pembelajaran khusus yang
sama, namn mereka mengatur sendiri laju kemajuan belajarnya daam mempelajari materi
pelajaran tersebut.
5. Pembelajaran
yang ditentukan oleh siswa sendiri (Sstudent
Determined Intruction)
Pengaturan
pembelajaran tersebut menyangkut: penentuan tujuan pembelajaran (umum dan
khusus), pilihan media pembelajaran
dan nara suumber, penentuan alokasi waktu untukmempelajari berbagai
topik,penentuan laju kemajuan sendiri, mengevaluasi sendiri pencapain tujuan
pembelajaran, dan kebebasan untuk memprioritaskan materi pelajaran tertentu.
6.
Pembelajaran Sesuai Diri (Individual Intruction)
Strategi pembelajaran
ini mencakup enam unsur dasar, yaitu, a) kerangka waktu yang luwes; b) adanya
tes diagnostik yang diikuti pembelajaran perbaikan (memperbaiki keselahan yang
dibuat siswa atau memberi kesempatan kepada isiwa untuk ;melangkah bagian
materi pelajaran yang telah dikuasainya; c) pemberian kesempatan kepada
kesempatan kepada siswa untuk memilih bahan belajar yang sesuai; d) penilain
kemajuan belajar siswa dengan menggunakan bentuk-bentuk penilaian yang dapat
dipilih dan penyediaan waktu mengerjakan yang luwes; e) pemilihan lokasi
belajar yang bebas; dan f) adanya bentuk-bentuk kegiatan belajar bervariasi
yang dapat dipilih.
7. Pembelajaran
Perseorangan Tertuntun (Indivully Pescribed Instruction)
Sistem
pembelajaran ini didasarkan pada prinsip-prinsip pembelajaran terprogram.
Setiap siswa diarahkan pada program belajar masing-masing berdasarkan rencana
kegiatan belajar yang telah disiapkan oleh guru atau guru bersama siswa
berdasrkan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan dirumuskan secara
operasional. Rencana kegiatan ini berkaitan dengan materi pelajaran yang harus
dipelajari atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.
Metode
yang digunakan dalam pengajaran Individual :
a. Metode Tanya Jawab
Untuk mencipatakan kehidupan interaksi belajar
mengajar perlu guru menimbulkan metode Tanya jawab atau dialaog, ialah suatu
metode untuk memberi motivasi pada siswa agar bangkit pemikirannya untuk
bertanya selama mendengar pelajaran .
Metode Tanya jawab ialah suatu cara penyajian
bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
Dengan metode ini, antara lain dapat dikembangakan keterampilaan mengamati,
menginterprestasi, mengklasifikasi, membuat kesimpulan dan menerapkan.
Penggunaan metode Tanya jawab bermaksud
memotivasi anak didik untuk bertanya selama proses belajar mengajar. Metode
Tanya jawab mempunyai tujuan agar siswa dapat mengerti atau mengingat ingat
tentang apa yang dipelajari.
1.
Metode Tanya jawab ini layak
dipakai bila dilakukan :
a.
sebagai pengulang pelajaran
yang telah lalu
b.
sebagai selingan dalam menjelaskan pelajaran
c.
Untuk merangsang siswa agar perhatian mereka
terpusat pada masalah.
2.
Metode Tugas
Metode tugas adalah metode penyajian bahan
dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.
Masalah tugas yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan didalam kelas,
dihalaman sekolah, dan diperpustaan ataupun dirumah asalkan tugas itu dapat
dikerjakan.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran yang terlalu banyak sementara waktu sedikit. Tugas biasanya bisa
dilaksanakan dirumah, disekolah, dan diperpustakaan. Tugas bisa merangsang anak
untuk aktif belajar, baik secara individuala ataupun kelompok.
3. Metode Latihan
Metode latihan yang disebut juga metode training merupakan suatu
cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan–kebiasaan tertentu, juga
sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Sebagai suatu
metode yang diakui banyak mempunyai kelebihan, juga tidak disangkal bahwa
metode latihan mempunyai beberapa kelemahan. Maka dari itu guru yang ingin
mempergunakan metode latihan ini kiranya tidak salah bila memahami metode ini.
4. Metode Pembiasaan
Secara Etimologi pembiasaan asal katanya adalah “biasa”. Dalam
kamus besar bahasa Indonesia kata “biasa” adalah, lazim dan umum, dalam kaitannya
dengan metode pengajaran dalam pendidikan Islam, dapat dikatakan bahwa
pembiasaan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk pembiasaan anak didik
berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam.
Pembiasaan dinilai sangat efektif jika pada penerapannya dilakukan
terhadap peserta didik yang berusia anak-anak kecil dari usia 3 – 11 tahun,
karena anak seusianya memiliki rekaman ingatan yang sangat kuat dan kondisi
kepribadiannay yang belum matang sehingga mereka mudah terlarut dalam
kebiasaan-kebiasaan yang mereka lakukan sehari – hari. Tetapi bukan tidak
mungkin bila metode pemhajaran pembiasaan ini diterapkan pada tingkat awal
remaja dan remaja.
Oleh karen itu ada syarat – syarat dalam pemakaian metode ini
yaitu:
a. Mulailah pembiasaan sejak dini
b. Pembiasaan hendaknya dilakukan secara kontinu
c. Pembiasaan hendaknya diawasi secara ketat
d. Pembiasaan yang apa mulanya hanya bersifat mekanistis, hendaknya secara
berangsur berubah menjadi verbalistis.
5. Metode
Keteladanan
Keteladanan dalam bahasa arab
di sebut uswah, iswah, atau qudwah, qidwah yang berarti perilaku baik yang
dapar ditiru oleh orang lain (anak didik). Metode keteladanan memiliki peranan
yang sangat signifikan dalam upaya pencapaian keberhasilan pendidikan.
Teknik yang digunakan dalam pembelajaran
individual adalah teknik bertanya dan memberi motivasi, menimbulkan rasa
keinginan tahuan seorang siswa.Sedangkan pendekatan yang tepat dalam
pembelajaran individual adalah pendekatan konstruksivisme, pendekatan masalah,
dan realistik.
Faktor – faktor yang mempengaruhi tipe
pengajaran individual, yaitu:
a. Staf
pengajar
Staf pengajar berpengaruh dalam pengajaran individual pada siswa,diman
apengajar berfunsi sebagai pengarah dan motivator dalam proses belajar siswa.
b.
Persoalan Penjadwalan
Sistem penjadwalan dalam pengajaran sangat berpengaruh dalam
pengajaran,dimana terkadang siswa perlu diberikan kesempatan untuk menentukan
sendiri kapan,tentang apa,dan dimana ia belajar.
c.
Kondisi Ruangan
Kondisi ruangan merupakan factor pendukung dalam pengajaran,dimana kondisi ruangan perlu
diperhatikan agar siswa nyaman dalam proses belajar.
d.
Tujuan Pengajaran
Tentunya tujuan pengajaran sangat diperlukan agar
proses pembelajaran terarah bagi siswa,dan demi tercapainya tujuan pengajaran
siswa harus melalui tahap-tahap yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa
tersebut.
e.
Perencanaan Keller
Perencanaan Keller terdiri atas sebuah buku teks
standard an sejumlah pedoman tertulis untuk belajar yang dimana pedoman
tersebut berisi tujuan instruksional tentang unit yang dipelajari dan bertindak
sebgai penghubung antara buku teks (materi buku) dengan
pertanyaan-pertanyaan.Tipe ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk memilih
urutan (jalur) unit-unit yang dipelajarinya dengan kata lain yaitu Bebas
Terpimpin.
Tipe ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk
belajar sesuai dengan kecepatan dan siswa dapat meminta soal tes dari bagian
administrasi bila ia sudah siap untuk menempuhnya dan bila hasil ulangannya
tidak memuaskan ia dapat mengulangnya dengan soal tes yang ekuivalen
(remedial)sampai ia boleh pindah ke unit lain.
f.
Pengajaran Mini
Pelajaran mini atau “minicourse” atau AT (Audio Tutorial)
mulai dikembangkan sekitar tahun 1961 oleh Samuel N.Postlet hwait dalam
pelajaran botani di Universitas Purdue,di Indiana,Amerika Serikat.Tipe ini
terutama dipergunakan untuk ilmu pengetahuan alam praktis seperti geologi atau
biologi.Pelajaran mini umunya berupa paket-paket kecil dengan media banyak,yang
terdiri atas petunjuk untuk belajar yang berisi tujuan instruksional
khusus,rekaman komentar(penjelasan), slaids, film, model, kaset,dan lain-lain.
Dalam pelajaran mini siswa tidak belajar sesuai dengan
kecepatannya,ia (terutama yang lemah)tidak dapat belajar semaunya,ia harus
lebih disiplin terhadap waktu yang telah diatur.Pad setiap unit siswa belajar
dibantu oleh gurunya,baik secara individual maupun kelompok;ada diskusi.
B.
Pengertian Pengajaran
Klasikal
Pembelajaran
Klasikal
Suatu kenyataan yang sering kali kita lihat,
sebagian besar pengajaran di sekolah-sekolah menengah dan di perguruan tinggi
diberikan secara klasikal. Artinya, pengajar memberi penjelasan kepada sejumlah
murid atau mahasiswa secara lisan. Banyak yang menganggap, bentuk pengajaran
klasikal tersebut merupakan bentuk yang paling tepat. Selain karena dipandang
efisien, mereka dahulu pun diajar dengan bentuk pengajaran seperti itu.
Pada dasarnya dengan bentuk pengajaran
klasikal seorang pengajar dapat mengajar suatu kelompok dengan jumlah murid
yang tak terbatas.
Pada kenyataannya selama pengajaran klasikal itu murid harus
mengerjakan dua hal yaitu mendengarkan dan membuat catatan. Ada dua pendapat
mengenai hal ini . pendapat pertama mengatakan mendegar dan mencatat bukan
pekerjaan yang sulit bagi mahasiswa. Mereka dapat melakukan kedua hal itu. Tetapi
bagi pelajar sekolah menengah rupanya kedua hal itu cukup sulit dilakukan. Guru
harus mencari waktu khusus untuk mendiktekan bahanyang harus dicatat oleh
murid, sebagai cara untuk sedikit meringankan kesulitan. Sedangkan pendapat
yang lain mengatakan, kita jangan sampai keliru. Karena menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh McLeish pada tahun 1968, ternyata setelah
mengikuti kuliah mahasiswa hanya dapat mengingat empat puluh persen dari
informasi terpenting yang disampaikan oleh pengajar.
Dengan demikian dapat dikatakan, walaupun
kuliah mimbar mungkin baik karena dengan itu pihak mahasiswa tidak banyak
menemui kesulitan dalam hal mendengatkan dan mencatat, tetapi ternyata memberi
akibat yang kurang menguntungkan pula.
Seringkali bentuk pengajaran klasikal dipakai
karena beberapa alasan. Ruangan dan tenaga pengajar yang tersedia kurang
mencukupi kebutuhan, padahal jumlah mahasiswa yang ditampung cukup besar.
Alasan lain ialah keadaan organisasi sekolah umumnya sedemikian rupa, sehingga
tidak memungkinkan pengajar memilih bentuk pengajaran lain. Umpamanya saja
jadwal mata kulaih atau mata pelajaran ditentukan tanpa terlebih dahulu
berundingdengan pengajar yang bersangkutan.
Guru tampaknya sangat mendominasi dalam menentukan
semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang akan diajarkan, urutan
materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lain-lain sepenuhnya ada ditangan
guru. Metode pembelajaran klasikal konvensional biasanya menuntut disiplin yang
tinggi dari para siswa, dan guru memiliki otoritas penuh di ruang kelas.
Pelajaran klasikal cenderung digunakan oleh guru apabila dalam proses
pelajarannya lebih banyak bentuk penyajian materi dari guru. Penyajian lebih
menekankan untuk menjelaskan sesuatu materi yang belum diketahui atau dipahami
siswa. Metode yang digunakan cenderung metode ceramah dan tanya jawab
bervariasi.
Pembelajaran klasikal akan memberi kemudahan bagi guru
dalam mengorganisasi materi pelajaran, karena dalam pelajaran klasikal secara
umum materi pelajarannya akan seragam diserap oleh siswa. Pembelajaran klasikal
dapat digunakan apabila materi pelajaran lebih bersifat informatif atau fakta.
Proses pembelajaran klasikal dapat membentuk kemampuan siswa dalam menyimak
atau mendengarkan, membentuk kemampuan dalam mendengarkan dan kemampuan dalam
bertanya.
Model
pengajaran klasikal
Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas
pokok-pokok pemikiran bahwa hasil proses pembelajaran. Selain berupa penguasaan
siswa terhadap kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembelajaran tertentu,
juga berupa kecakapan lainnya yang secara implisit diperoleh melalui pengalaman
belajar. hasil samping yang positif atau bermanfaat.
Tujuan
Pengajaran Klasikal
Pengajaran klasikalmerupakan kemampuan belajar yang
utama. Hal itu disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar
yang tergolong efisien. Secara ekonomis,pembiayaan kelas studi lebih murah,
oleh karena itu ada jumlah minimum pembelajar atau siswa dalam kelas. Jumlah
pembelajar atau siswa tiap kelas pada umumnya berkisar antara 10-45 orang. Dengan
jumlah tersebut seorang pembelajar atau siswa masih dapat belajar secara
klasikal berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan
pelajaran. Pengelolaan kelas adalah menciptakan kondisi yang memungkinkan
terselenggaranya kegiatan belajar.
Contoh pengajaran klasikal:
Terdapat pada sekolah tingkat SD,SMP, SMA sederajat
yang di lakukan oleh guru dalam kehidupan sehari-hari
Metode yang biasa digunakan dalam Pengajaran Klasikal:
a.
Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah metode penyampaian bahan
pelajaran secara lisan. Metode ini banyak dipilih guru karena mudah
dilaksanakan dan tidak membutuhkan alat bantu khusus serta tidak perlu
merancang kegiatan siswa. Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah
terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan
mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu
dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang
memungkinkannya untuk menolak disamping menerima informasi dari guru. Inilah
yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri
b.
Metode tanya jawab.
Metode tanya jawab dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa. Dengan mengajukan pertanyaan yang terarah, siswa
akan tertarik dalam mengembangkan daya pikir. Kemampuan berpikir siswa dan
keruntutan dalam mengemukakan pokok – pokok pikirannya dapat terdeteksi ketika
menjawab pertanyaan. Metode ini dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk
mengadakan penelusuran lebih lanjut pada berbagai sumber belajar. Metode ini akan
lebih efektif dalam mencapai tujuan apabila sebelum proses pembelajaran siswa
ditugasi membaca materi yang akan dibahas.
Teknik yang biasa digunakan dalam Pembelajaran Klasikal:
Teknik
yang biasa digunakan dalam Pembelajaran Klasikal:
Teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Pembelajaran
klasikal yang dibahas dalam makalah ini adalah menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab dengan teknik probing-prompting agar partisipasi dan aktivitas
siswa tinggi. Pada umumnya siswa akan belajar (berpikir-bekerja) secara
individu, sehingga mereka dapat melatih diri dalam memupuk rasa percaya diri.
Dengan teknik ini, indikator dari pendekatan kontekstual tetap diperhatikan.
Urutan kegiatan dalam pembelajaran klasikal,
yaitu :
a.
Guru menjelaskan definisi
b.
Membuktikam rumus
c.
Memberi contoh
d.
Memberi soal latihan
Pendekatan yang tepat dalam
Pembelajaran Klasikal:
Dalam melaksanakan suatu proses belajar
mengajar, sebaiknya setiap guru melakukannya dengan menggunakan berbagai
pendekatan pembelajaran. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru dengan
pendekatan tertentu akan bermakna, apabila materi yang disajikan kepada siswa
dapat dimengerti oleh sebagian besar siswa atau seluruh siswa. Harus dipahami,
bahwa kadang-kadang guru dalam mengajar, melakukan pendekatan dengan cara lain
sedangkan siswa juga melakukannya dengan pendekatan yang tidak diberikan oleh
gurunya. Misalnya, guru menyampaikan operasi penjumlahan dengan pendekatan
garis bilangan, tetapi siswa dapat melakukannya dengan pendekatan himpunan.
Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran klasikal biasanya
menggunakan pendekatan spiral. Pendekatan spiral adalah pendekatan yang dipakai
untuk mengajarkan konsep. Selanjutnya dikatakan bahwa pendekatan spiral materi
tidak diajarkan dari awal sampai selesai dalam sebuah selang waktu, tetapi
diberikan dalam beberapa selang waktu yang terpisah-pisah. Pada selang waktu
pertama konsep diajarkan secara sederhana, misalnya dengan cara intuitif
melalui benda-benda konkret atau gambar-gambar sesuai dengan kemampuan murid.
Pada tahap berikutnya konsep yang diajarkan
secara sederhana dapat diperluas lagi, sehingga murid dalam belajar matematika
dapat dilakukannya secara sistematik. Secara singkat dapat dikatakan pendekatan
spiral merupakan suatu prosedur yang dimulai dengan cara sederhana dari konkret
ke abstrak, dari cara intuitif ke analisa dari eksplorasi (penyelidikan)
kepenguasaan dalam jangka watu yang cukup lama, dalam waktu yang terpisah-pisah
mulai dari tahap yang paling rendah hingga yang paling tinggi.
C.
Perbedaan
Pengajaran Individual dan Klasikal
Bantuan dan
bimbingan belajar kepada individual juga ditemukan pada pembelajaran klasikal,
tetapi prinsipnya berbeda. Pada masing-masing pribadi, sedangkan pada
pembelajaran klasika pembelajaran memberi bantuan individual secara umum.
Prinsip-prinsip
perbedaan pengajaran indivisual dan klasikal yaitu :
1.
Perhatian dan motivasi, perhatian mempunyai peranan di
dalam kegiatan belajar.
2.
Keaktifan menurut psikologi anak adalah makhluk yang
aktif
3.
Keterlibatan langsung/ pengalaman belajar haruslah
dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami sendiri dan tidak bisa
dilimpahkan pada orang lain.
4.
Perbedaan individual siswa merupakan makhluk
individual yang unik yang mana masing-masing mempunyai perbedaan yang khas.
Sebagai
ilustrasi, bantuan pembelajaran kelas tiga kepada pembelajaran yang membaca
dalam hati dan menulis karangan adalah pembelajaran individual, pada membaca
dalam hati secara individual pembelajaran menemukan kesukaran sendiri-sendiri.
Kelebihan pengajaran individual dan
klasikal:
a. Guru dapat
mengetahui atau dapat membedakan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
b. Guru dapat
mengetahui pelajaran yang belum dimengerti oleh siswanya.
c. Guru dapat
membedakan antara yang pintar dan yang belum pintar pada saat memberikan nilai.
Kelemahan
pengajaran individual dan klasikal:
a.
Guru dapat mengontrol siswa-siswa dalam kegiatan
belajar.
b.
Siswa biasanya malas belajar sendiri karena siswa
tidak ada motivasi belajar pada belajar sendiri.
c.
Pada saat belajar siswa sibuk dengan kegiatannya
masing-masing tidak mau melihat kepapan tulis atau mendengarkan guru yang
sedang menerangkan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Pengajaran individual yaitu suatu pengajaran dimana : Memberikan
kesempatan kepada siswa kapan,mengenai apa ia belajar,ia mengatur
waktu,tempat,dan materi yang akan dipelajarinya.Siswa belajar sesuai dengan kecepatannya
masing-masing; yang pandai belajar lebih cepat dan sebaliknya yang lambat
belajar tenang sesuai dengan kecepatannya tanpa terseret-seret oleh siswa yang
lebih pandai.
Pengajaran klasikal adalah model pembelajaran yang
biasa kita lihat sehari-hari. Pada model ini guru mengajar sejumlah siswa,
biasanya antara 30-40 siswa di dalam sebuah ruangan. Dalam kondisi seperti ini,
kondisi belajar siswa secara individual baik menyangkut kecepan belajar,
kesulitan belajar dan minat belajar sukar untuk diperhatikan oleh guru. Pada
umumnya cara guru dalam menentukan kecepatan menyajikan dan tingkat kesukaran
materi pada informasi kemampuan siswa secara umum.Guru tapaknya sangat
mendominasi dalam menentukan semua kegiatan pembelajaran. Banyaknya materi yang
akan diajarkan, urutan materi pelajaran, kecepatan guru mengajar dan lain-lain
sepenuhnya ada ditangan guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2009.”Pengajaran
Individual”(online),( http://yeniseriayumega.wordpress.com
/2009/11/13/pengajaran-individual/,diakses tanggal
24 Maret 2014)
Anonim.2010.”Pengajaran
Individual”(online),(http://celotehaja.wordpress.com
/2010/02/20/
pengajaran-individual/,diakses
tanggal 24 Maret 2014)
Aulia, M.
Iqbal.2011.”Makalah Pembelajaran Individual”(online), ( http://au7ia.blogspot.com /2012/11/makalah-pembelajaran-individual.html, diakses
tanggal 24 Maret 2014)
Noflena,
Maria.2012.”Pengajaran Individual dan Klasikal”(online),( http://marianoflena.
blogspot.com/2012/01/pengajaran-individual-dan-klasikal.html, diakses
tanggal 24 Maret 2014)