Dunia Matematika

Kamis, 15 Mei 2014

Mengajar Menggunakan Pendekatan Anlitik



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, istilah pendidik dan peserta didik sangat erat kaitanya. Karena fungsi pendidik adalah mengajarkan materi – materi pelajaran kepada peserta
Didik. Mengajar atau memberi pelajaran adalah suatu proses interaksi antara pendidik dan peserta didik  yang bertujuan peserta didik dapat memahami dan menguasai ilmu – ilmu atau materi – materi yang disampaikan oleh pendidik  dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari. Mengajar harus berlandaskan kepada tujuan bagaimana peserta didik dapat belajar dengan baik , penuh semangat, dan gembira.
Maka dari itu, mengajar harus dilengkapi dengan adanya teknik dan pendekatan mengajar      yang baik agar peserta didik dapat menerima  ilmu yang diberikan dengan baik dan benar . Teknik mengajar merupakan cara mengajar yang memerlukan keahlian khusus atau bakat khusus. Misalnya untuk mengajarkan rumus akar-akar persamaan kuadrat, seorang guru harus menguasai materi tersebut ,  sehingga pengajaran dapat berlangsung dengan baik dan tujuan pengajarannya tercapai. Untuk mencapai tujuan pengajaran seorang pendidik harus menggunakan beberapa strategi dan pendekatan , karena dalam suatu pembelajaran tidak akan bagus hasilnya jika hanya menggunakan satu pendekatan.
Salah satu dari pendekatan – pendekatan yang digunakan pendidik adalah pendekatan analitik. Pendekatan ini yang dititk beratkan adalah menganalisis suatu materi. Dalam hal ini siswa dituntut untuk befikir secara sistematis dan kritis, karena cara kerja pendekatan ini merupakan langkah – langkah untuk mengerjkan sesuatu dengan urut dan benar.

B.      RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan analitik?
2. Bagaimana cara mengajar dengan pendekataan analitik?
C.    TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
1. Mengetahui definisi pendekatan analitik
2. mengetahui cara mengajar dengan pendekatan analitik
BAB II
PEMBAHASAN

A.  DEFINISI PENDEKATAN ANALITIK
1.  Pengertian Pendekatan Analitik
           
            Pendekatan analitik adalah pembahasan bahan pelajaran bisa dimulai dari hal yang tidak di ketahui sampai kepada yang sudah di ketahui atau sebaliknya dari yang sudah diketahui menghasilkan pa yang ingin diketahui. Bila prosedur yang ditempuh adalah dari yang apa yang belum diketahui ke yang suah diketahui, maka dikatakan menggunakan pen dekatan analitik, sedangkan prosedur sebalikny adalah pendekatan sintetik.
Pada pendekatan analitik, masalah yang ingin di selesaikan perlu dipecah-pecah sehingga jelas hubungan antar bagian-bagian yang belum di ketahui dengan yang sudah di ketahui. Dimulai dengan langkah dari hal yang tidak diketahui dicari langkah-langkah selanjutnya yang mengkaitkan yang belum diketahui itu sehingga sampai ke hal yang sudah diketahui. Urutan langkah itu akhirnya mendapatkan apa yang dikehendaki.
Menurut Aminuddin (2004:44) Pendekatan analitis merupakan pendekatan yang berupaya membantu pembaca memahami gagasan, cara pengarang menampilkan gagasan, sikap pengaran,unsur instrinsik dan hubungan antara elemen itu sehingga dapat membentuk keselarasan dan kesatuan dalam rangka terbentuknya totalitas bentuk dan maknanya.
Munandar (1999), mengatakan bahwa kegiatan analitik adalah kegiatan yang menampilkan aktivitas siswa dalam hal membedakan, menguji, menggolongkan, menyususn, menguraikan, membandingkan, membuat deduksi, dan memeriksa. Hal senada dikemukakan pula oleh Sternberg (2002), yang menyatakan bahwa kegiatan analitik adalah kegiatan yang menampilkan aktivitas siswa dalam hal menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, membandingkan dan mengkontraskan, dan mempertimbangkan nilai.
2. Ciri – ciri pendekatan Analitik
a.     Terisolasi, berkontraksi pada elemen
b.    Mempelajari sifat interaksi
c.     Menekankan pada ketetapan detail
d.    Memodifikasi suatu variabel pada titik tertentu
e.     Validitas fakta dibuktikan melalui teori
f.     Memiliki pendekatan yang efisien

3. Macam – Macam Metode Penilitian pada Pendekatan Analitik
Dalam melakukan penelitian, orang dapat menggunakan berbagai macam metode. Keputusan mengenai metode yang akan dipakai akan tergantung kepada tujuan, pendekatan, bidang ilmu, tempat, sifat masalah yang digarap dan alternatif yang mungkin digunakan.
1. Penilitian ditinjau dari tujuan
a. Penelitian Eksploratif Digunakan apabila peneliti ingin menggali secara luas tentang  sebab akibat atau hal-hal yang mempengaruhi terjadinya sesuatu.
b. Penelitian Developmental Dilakukan percobaan dan penyempurnaan.
c. Penelitian Verifikatif Bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian lain.
2. Penelitian di tinjau dari pendekatan
a. Pendekatan Longitudinal Pada metode ini, sample subjek yang sama dipelajari dalam waktu tertentu. Metode ini memungkinkan adanya penyelidikan intensif terhadap individu karena peneliti menyimpulkan data tentang subjek yang sama pada berbagai tingkatan.
   Kelemahan metode ini , anatara lain:
1. Menuntut adanya komitmndari individu tau lembaga yang bersedia menyiadakan waktu, uang dan sumberdaya lainya dalam beberapa tahun.
2. Jika sampel yang dipilih jelek, tak ada ayng bisa dilakukan untuk memperbaikinya
3. Tidak dapat menambah variabel baru
4. Sulitnya mempertahankan kerjasama subyek dalam waktu yang lama.
b.  Pendekatan Cross-sctional Metode ini meliputi lebih banyak subjek, tetapi mencandra     faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit.
     Kelemahan metode ini, antara lain
1.      Perbedaan yang ada pada sampel – sampel dapat membuat penyidikan ini sangat luas
2.      Kemungkinan adanya variabel luar yang telah menimbulkan perbedaan diantara populasi – populasi yang ditarik sampelnya.
3. Penelitian ditinjau dari bidang ilmu.
Pendekatan Cross-sctional Metode ini meliputi lebih banyak subjek, tetapi mencandra faktor-faktor pertumbuhan yang lebih sedikit.
4. Kemampuan Berpikir Analitik
Salah satu aspek kognitif dalam taksonomi Bloom yang menempati urutan keempat setelah pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi adalah aspek analisis.
Kemampuan berpikir analisis merupakan suatu kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa. Kemampuan berpikir analitis ini tidak mungkin dicapai siswa apabila siswa tersebut tidak menguasi aspek-aspek kognitif sebelumnya.
Menurut Sudjana, analisis merupakan tipe hasil yang kompleks karena memanfaatkan unsur pengetahuan, pemahaman dan apalikasi.Kemampuan analitis adalah kemampuan siswa untuk menguraikan atau memisahkan suatu hal ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mencari keterkaitan antara bagian-bagian tersebut.Menganalisis adalah kemampuan memisahkan materi (informasi) ke dalam bagian-bagiannya yang perlu, mencari hubungan antarabagian-bagiannya, mampu melihat (mengenal) komponen-komponennya, bagaimana komponen-komponen itu berhubungan dan terorganisasikan, membedakan fakta dari hayalan.Dalam kemampuan analisis ini juga termasuk kemampuan menyelesaikan soal-soal yang tidak rutin, menemukan hubungan, membuktikan dan mengomentari bukti, dan merumuskan serta menunjukkan benarnya suatu generalisasi, tetapi baru dalam tahap analisis belum dapat menyusun.
Penadapat lain yang sejalan, Suherman dan Sukjaya (1990: 49) menyatakan bahwa kemampuan analisis adalah kemampuan untuk merinci atau menguraikan suatu masalah (soal) menjadi bagian-bagian yang lebih kecil (komponen) serta mampu untuk memahami hubungan diantara bagian-bagian tersebut.
Hal ini juga diperkuat oleh Bloom yang menyatakan bahwa kemampuan berpikir analitis menekankan pada pemecahan materi ke dalam bagian-bagian yang lebih khusus atau kecil dan mendeteksi hubungan-hubungan dan bagian-bagian tersebut dan bagian-bagian itu diorganisir
Bloom membagi aspek analisis ke dalam tiga kategori , yaitu: 
a.         Analisis bagian (unsur) seperti melakukan pemisalan fakta, unsur yang didefinisikan, argumen, aksioma (asumsi), dalil, hipotesis, dan kesimpulan;
b.         analisis hubungan (relasi) seperti menghubungkan antara unsur-unsur dari suatu sistem (struktur) matematika;
c.         analisis sistem seperti mampu mengenal unsur-unsur dan hubungannya dengan struktur yang terorganisirkan.
Kemampuan analisis yang dapat diukur adalah kemampuan mengidentifikasi masalah, kemampuan menggunakan konsep yang sudah diketahui dalam suatu permasalahan dan mampu menyelesaikan suatu persoalan dengan cepat.
Ross mengungkapkan beberapa indikator kemampuan analitis, yaitu :
a.         Memberikan alasan mengapa sebuah jawaban atau pendekatan suatu masalah adalah masuk akal
b.         Membuat dan mengevaluasi kesimpulan umum berdasarkan  penelitian.
c.         Menggambarkan kesimpulan atau putusan dari informasi yang sesuai.
d.        Mempertimbangkan validitas dari argumen dengan menggunakan berpikir deduktif dan induktif.
e.         Menggunakan data yang mendukung untuk menjelaskan mengapa cara yang digunakan dalam jawaban adalah benar.


5. kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Analitik
Berbagai macam pendekatan tidak selamanya akan baik. Pasti ada sisi positif dan negatifnya. Pendekatan analitik memiliki kelebihan yaitu merupakan pendekatan yang logis dan menyakinkan. Tiap lanhkah yang di lakukan selalu beralasan, sehingga pemahaman dapat dicapai. Sedangkan kelemahan pendekatan analitik adalah tidak semua bahan pelajaran dapat di lakukan dengan pendekatan analitik.Kadang-kadang pembahasan dengan pendekatan analitik memerlukan prosedur yang panjang.




BAB III
KESIMPULAN
Pendekatan analitik adalah pembahasan bahan pelajaran bisa dimulai dari hal yang tidak di ketahui sampai kepada yang sudah di ketahui atau sebaliknya dari yang sudah diketahui menghasilkan apa yang ingin diketahui. Bila prosedur yang ditempuh adalah dari yang apa yang belum diketahui ke yang sudah diketahui, maka dikatakan menggunakan pendekatan analitik, sedangkan prosedur sebalikny adalah pendekatan sintetik.
Kegiatan analitik adalah kegiatan yang menampilkan aktivitas siswa dalam hal menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, membandingkan dan mengkontraskan, dan mempertimbangkan nilai.
Pendekatan analitik memiliki kelebihan yaitu merupakan pendekatan yang logis dan menyakinkan. Tiap langkah yang di lakukan selalu beralasan, sehingga pemahaman dapat dicapai. Sedangkan kelemahan pendekatan analitik adalah tidak semua bahan pelajaran dapat di lakukan dengan pendekatan analitik.Kadang-kadang pembahasan dengan pendekatan analitik memerlukan prosedur yang panjang.

Metode, Pendekatan dan Teknik Mengajar dalam Sistem Pembelajaran



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuannya mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode dan pendekatan – pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Dalam proses belajar mengajar, kita mengenal istilah pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Istilah-istilah tersebut sering digunakan dengan pengertian yang sama; artinya, orang menggunakan istilah pendekatan dengan pengertian yang sama dengan pengertian metode, dan sebaliknya menggunakan istilah metode dengan pengertian yang sama dengan pendekatan; demikian pula dengan istilah teknik dan metode. Sebenarnya, ketiga istilah tersebut mempunyai makna yang berbeda, walaupun dalam penerapannya ketiga-tiganya saling berkaitan. Tentang hal ini, Ramelan (1982) mengutip pendapat Anthony yang mengatakan bahwa pendekatan ini mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan, dan berhubungan dengan sifat bahasa, serta pengajaran bahasa. Pendekatan merupakan dasar teoretis untuk suatu metode. Asumsi tentang bahasa bermacam-macam, antara lain asumsi yang menganggap bahasa sebagai kebiasaan, ada pula yang menganggap bahasa sebagai suatu sistem komunikasi yang pada dasarnya dilisankan, dan ada lagi yang menganggap bahasa sebagai seperangkat kaidah, norma, dan aturan.

B. RUMUSAN MASALAH
            1. Apakah yang dimaksud dengan metode mengajar ?
            2. Apakah yang dimaksud dengan pendekatan mengajar?
            3. Apakah yang dimaksud dengan teknik mengajar?
C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
            1. Mengetahui berbagai macam metode  mengajar.
            2. Mengetahui berbagai macam pendekatan dalam megajar.
            3. Mengetahui berbagai macam teknik dalam mengajar.
      





BAB II
PEMBAHASAN
A. METODE MENGAJAR
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode  secara etimologis, metode berasal dari kata “ met” dan “ hodes” yang bearti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran dapat juga didefinisikan sebagai  suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran . Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
2. Macam – Macam Metode Pembelajaran
a.       Metode Ceramah
Pada metode ini guru memberikan penjelasan secara lisan kepada muridnya. Murid mendengarkan apa yang dijelaskan oleh gurunya dan membuat catatan kecil yang dianggap penting. Pada umumnya murid bersifat pasif, yaitu hanya menerima semua yang dijelaskan oleh guru. Guru menggunakan alat pendukung alam kegiatan belajar-mengajarnya,yaitu papan tulis, kapur/spidol, gambar-gambar, dan sebagainya.Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
b.      Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.
c. Metode Demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah suatu proses atau kejadian yang diperagakan oleh guru kepada siswa atau memperlihatkan cara kerja suatu alat kepada siswa. Metode ini tidak hanya digunakan untuk dilihat saja, tetapi digunakan untuk mengembangkan suatu pengertian, mengemukakan suatu masalah, memperlihatkan penggunaan suatu prinsip, menguji kebenaran suatu hukum yang diperoleh secara teoritis dan untuk memperkuat suatu pengertian (re-inforcement).
Metode ini dilakukan oleh seorang guru. Akan lebih baik jika siswa ikut berperan aktif dalam demonstrasi yang sedang berlangsung. Keefektifan belajar dengan melakukan dan mencoba sendiri telah diakui orang sejak zaman dahulu. Terbatasnya waktu sekolah dan kemampuan masing-masing siswa berbeda, tidak semua siswa dapat melakukannya sendiri. Oleh karena itu, maka Metode Demonstrasi masih merupakan metode utama dalam proses belajar-mengajar.
Demonstrasi tidak selalu harus dilakukan oleh guru. Siswa juga perlu melakukannya sendiri, terutama percobaan yang mudah dan tidak memerlukan suatu keterampilan yang tinggi dan khusus. Kegiatan ini sebaiknya harus dalam pengawasan guru yang bersangkutan.Metode ini juga dapat dilakukan secara bergantian antar siswa. Terutama, bila dalam percobaan itu ada data-data yang harus diamati atau ada pengukuran-pengukuran yang harus dilakukan. Guru menuliskan hasil pegamatan itu di papan tulis, dan siswa dapat mengambil satu kesimpulan dari hasil pengamatan tadi.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
1)      Perhatian siswa lebih dapat dipusatkan
2)      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3)      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa
Kelemahan metode demonstrasi:
1)      Siswa terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang sedang diperagakan
2)      Tidak semua benda dapat didemonstrasikan
3)      Sukar dimengerti jika gurunya kurang menaguasai materi.
d. Metode Resitasi
Metode Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
                        Kelebihan Metode Resitasi
a)      Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b)      Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan metode Resitasi :
a)      Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b)      Kadang tugas  dikerjakan oleh orang laintanpa pengawasan.
c)      Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
e. Metode Eksperimental.
Metode eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

f. Metode Study Tour (karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
g. Metode Latihan Ketrampilan
                                  Metode latihan Ketrampilan adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.
h. Metode Pengajaran Beregu (kelompok)
Metode Pengajaran Beregu (kelompok) adalah adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.
i. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri. Metode ini sering disebut sebagai metode tutor sebaya , yang artinya teman sebagai guru. Misalnya guru membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 anak. Kemudian guru memberinya beberapa soal untuk dikerjakan bersama. Fungsi tutor sebaya disini adalah teman yang pandai membantu atau mengajari teman yang kurang pandai dalam kelompok tersebut , sehingga yang kurang pandai tak akan sungkan untuk bertanya kepada temanya sendiri.
            j.  Metode Pemecahan Masalah
                                                Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimula idengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir kritis  dan menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba mengeluarkan pendapatnya.
                       
k. Metode Proyek
                        Metode Proyek dipergunakan untuk menyalurkan minat siswa yang berbeda-beda. Baik berhubungan langsung dengan pelajaran di sekolah, atau hal yang menyangkut penggunaan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, sekelompok anak yang tertarik dengan teknik radio dapat memilih proyek pembuatan sebuah pesawat penerima sederhana. Sekelompok anak yang tertarik dengan cara-cara penetasan telur secara listrik dapat memilih proyek pembuatan alat penetas dan sebagainya.
l. Metode Global
                    Metode Global yaitu metode mengajar dimana seluruh siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa disuruh meresum apa yang telah mereka serap atau mengambil intisari dari materi tersebut. Dalam hal ini gruru beranggapan bahwa dengan membaca dan meresum diharapkan siswa lebih mudah mengingat materi yang baru saja di pelajari.
m. Metode Sesiodrama
                                    Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama dalam pemakaiannya sering disilih gantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
n. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa,tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat dua arah sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Metode Pembelajaran
               Sebagai suatu cara,metode tidaklah berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-masing metode tersebut. Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2002:89) pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor, sebagai berikut:
a. Anak didik
                        Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan pendidikan. Di sekolah, gurulah yang berkewajiban mendidiknya. Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan psikologis mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran mana yang sebaiknya guru ambil untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif demi tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
b. Tujuan
                             Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar-mengajar. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran ada berbagai jenis, ada tujuan instruksional, tujuan kurikuler, tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Metode yang dipilih guru harus sejalan dengan taraf kemampuan anak didik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
c. Situasi dan kondisi
                             Situasi  dan kondisi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidak selamanya sama dari hari ke hari.Guru harus memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.
d. Fasilitas
                             Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pembelajaran. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah.Misalnya ketiadaan laboratorium untuk praktek IPA kurang mendukung penggunaan metode eksperimen.
e. Guru
                             Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Latar pendidikan guru diakui mempengaruhi kompetensi. Kurangnya penguasaan terhadap berbagai jenis metode menjadi kendala dalam memilih dan menentukan metode.
B. PENDEKATAN MENGAJAR
1. PENGERTIAN PENDEKATAN
                                    Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).
            2. Macam – Macam Pendekatan
                   a. Pendekatan Konsep
            Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan konsep (miskonsepsi).. Konsep merupakan struktur mental yang diperoleh dari pengamatan dan pengalaman.
Pendekatan Konsep merupakan suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh.
Ciri-ciri suatu konsep adalah:
1.      Konsep memiliki gejala-gejala tertentu
2.      Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung
3.      Konsep berbeda dalam isi dan luasnya
4.      Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalaman-pengalaman
5.      Konsep yang benar membentuk pengertian
6.      Setiap konsep berbeda dengan melihat ciri-ciri tertentu
Kondisi-kondisi yang dipertimbangkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konsep adalah:
1.      Menanti kesiapan belajar, kematangan berpikir sesuai denaan unsur lingkungan.
2.      Mengetengahkan konsep dasar dengan persepsi yang benar yang mudah dimengerti.
3.      Memperkenalkan konsep yang spesifik dari pengalaman yang spesifik pula sampai konsep yang komplek.
4.      Penjelasan perlahan-lahan dari yang konkret sampai ke yang abstrak.
            b. Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik. Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian, keakuratan, keuletan dalam bekerja dan sebagainya.
c. Pendekatan Dedektif
1.      Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif ditandai dengan pemaparan konsep, definisi dan istilah-istilah pada bagian awal pembelajaran. Pendekatan deduktif dilandasi oleh suatu pemikiran bahwa proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik bila siswa telah mengetahui wilayah persoalannya dan konsep dasarnya(Suwarna,2005).
Prince dan Felder (2006) menyatakan pembelajaran tradisional adalah pembelajaran dengan pendekatan deduktif, memulai dengan teori-teori dan meningkat ke penerapan teori. Di bidang sain dan teknik dijumpai upaya mencoba pembelajaran dan topik baru yang menyajikan kerangka pengetahuan, menyajikan teori-teori dan rumus dengan sedikit memperhatikan pengetahuan utama mahasiswa, dan kurang atau tidak mengkaitkan dengan pengalaman mereka. Pembelajaran dengan pendekatan deduktif menekankan pada guru mentransfer informasi atau pengetahuan. Bransford (dalam Prince dan Felder, 2006) melakukan penelitian dibidang psikologi dan neurologi. Temuannya adalah: ”All new learning involves transfer of information based on previous learning”, artinya semua pembelajaran baru melibatkan transfer informasi berbasis pembelajaran sebelumnya.
Major (2006) menyatakan dalam pembelajaran dengan pendekatan  deduktif dimulai dengan menyajikan generalisasi atau konsep. Dikembangkan melalui kekuatan argumen logika. Contoh urutan pembelajaran:
1.      definisi disampaikan
2.      memberi contoh dan beberapa tugas mirip contoh dikerjakan siswa dengan maksud untuk menguji pemahaman siswa tentang definisi yang disampaikan.
Alternatif pendekatan pembelajaran lainnya selain dengan pembelajaran pendekatan deduktif adalah dengan pendekatan induktif . Beberapa contoh pembelajaran dengan pendekatan induktif misalnya pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis kasus, dan pembelajaran penemuan. Pembelajaran dengan pendekatan induktif dimulai dengan melakukan pengamati terhadap hal-hal khusus dan menginterpretasikannya, menganalisis kasus, atau memberi masalah konstekstual, siswa dibimbing memahami konsep, aturan-aturan, dan prosedur-prosedur berdasar pengamatan siswa sendiri.
d. Pendekatan Induktif
            Ciri uatama pendekatan induktif dalam pengolahan informasi adalah menggunakan data untuk membangun konsep atau untuk memperoleh pengertian. Data yang digunakan mungkin merupakan data primer atau dapat pula berupa kasus-kasus nyata yang terjadi dilingkungan.
Major (2006) berpendapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan induktif efektif untuk mengajarkan konsep atau generalisasi. Pembelajaran diawali dengan memberikan contoh-contoh atau kasus khusus menuju konsep atau generalisasi. Siswa melakukan sejumlah pengamatan yang kemudian membangun dalam suatu konsep atau geralisasi. Siswa tidak harus memiliki pengetahuan utama berupa abstraksi, tetapi sampai pada abstraksi tersebut setelah mengamati dan menganalisis apa yang diamati.
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan permasalahan dari hal-hal yang bersifat khusus.. Metode induktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.
Pendekatan induktif menekanan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari khusus menjadi umum. Pendekatan induktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan khusus menuju keadaan umum.
Dalam fase pendekatan induktif-deduktif ini siswa diminta memecahkan soal atau masalah. Kemp (1994: 90) menyatakan ada dua kategori yang dapat dipakai dalam membahas materi pembelajaran yaitu metode induktif dan deduktif. Pada prinsipnya matematika bersifat deduktif. Matematika sebagai “ilmu” hanya diterima pola pikir deduktif. Pola pikir deduktif secara sederhana dapat dikatakan pemikiran “yang berpangkal dari hal yang bersifat umum diterapkan atau diarahkan kepada hal yang bersifat khusus” Soedjadi (2000: 16). Dalam kegiatan memecahkan masalah siswa dapat terlibat berpikir dengan dengan menggunakan pola pikir induktif, pola pikir deduktif, atau keduanya digunakan secara bergantian.
c. TEKNIK PEMBELAJARAN
            Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.
Misalnya, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam teknik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara ang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dian sangat menguasai bidang tersebut.
                   
Macam – Macam Teknik Mengajar :
1. Teknik Sumbang Saran
            Teknik ini dikenali juga sebagai percambahan fikiran (brainstorming) yang merupakan satu sesiperbincangan yang membolehkan setiap ahli kumpulan menyumbangkan pendapat dan idea. ujuan SumbangsaranTopik perbincangan sesuai dengan kebolehan dan minat muridGaris panduan guru haruslah ringkas dan jelasSemua cadangan dan idea yang dikemukakan haruslah dicatat untuk dibincangkan dalam sesi umum.Setiap kumpulan mestilah memilih pengerusi yang betul-betul layakSetiap ahli diberi peluang untuk mengemukakan cadanganPelajar digalakkan menyumbang seberapa banyak ideaSuasana perbincangan yang tidak formal hemdaklah diwujudkan.
2. Teknik Jawab Soal
                                    Teknik ini dilaksanakan dengan cara guru mengemukakan soalan-soalan yang berkaitan dengan isipelajaran dan pelajar dikehendaki memberi tindakbalas yang sewajarnya.Soalan-soalan yang dikemukan memerlukan pelajar berfikir disamping dapat menguji dan menilaiapa yang diajar.Tujuan utama teknik soal jawab ialah :Untuk mengesan pengetahuan berbahasa muridUntuk menggalakkan pelajar berfikir secara kreatif, inovatif, logik dan kritis.Untuk mendorong pelajar menyusun dan menghuraikan bahan yang diajar.
3. Teknik Inkuiri
Teknik ini dikenali sebagai teknik tinjau siasat.Merangkumi aspek-aspek soal selidik untuk mendapatkan jawapan atau kesimpulan yangberorientasikan masalah.Dapat menimbulkan daya refleksi dikalangan pelajar.Merupakan satu kaedah pengajaran bahasa yang dinamik untuk menimbulkan minat dan dayakreativiti di kalangan pelajar kerana pelajar sering mengemukakan soalan ‘bagaimana’. Tujuannya untuk melatih pelajar mengeluarkan fikiran dan pendapat dengan bernas(Kementerian Pendidikan 1990:85)
4. Teknik Forum
TEKNIK FORUMForum merupakan satu sesi perbincangan yang melibatkan beberapa ahli panel untuk mencanaifikiran dan mengemukan pendapat tentang sesuatu tajuk, dimana ia dijalankan secara formal.Teknik berforum merupakan salah satu aktiviti lisan yang sesuai, di mana pelajar akan berkongsipengetahuan dan pengalaman secara langsung untuk meningkatkan kemahiran menyampaikan ideadan fikiran dengan jelas, objektif, kreatif dan rasional.Untuk menjayakan aktiviti ini, tajuk forum yang dipilih haruslah mudah, menarik dan mencabarselaras dengan kemahiran, pencapaian serta peringkat umur pelajar.Persediaan yang rapi perlu dibuat sama ada sebelum, semasa dan selepas aktiviti.















                                                                                     
















                                                                          BAB III
KESIMPULAN
Metode pembelajaran didefinisikan sebagai  suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran . Metode pembelajaran ini sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk, dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah.
            Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif  (Sanjaya,  2008:127).
                        Teknik pembelajaran adalah cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Teknik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.












DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2008.”Pendekatan dan Metode Pembelajaran”(online), (http://smacepiring. wordpress.com2008/02/19 /pendekatan-dan-metode-pembelajaran.html,diakses tanggal 18 Maret 2014).
Anonim.2012.”Teknik Mengajar dan Pembelajaran”(online),( http://www.slideshare.net/ NurPiny/teknik-pengajaran-dan-pembelajaran-1, diakses tanggal 9 April 2014).
Sibarani, Ahaddin Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan Model Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com /2013/03 /perbedaan -pendekatan-strategi-metode.html, diakses tanggal 4 Maret 2014).
Sibarani, Ahaddin Arhamda.2013.”Perbedaan Pendekatan, Strategi , Metode, Teknik dan Model Pembelajaran”(online).( http://ahaddinarhamda.blogspot.com /2013/03 /perbedaan -pendekatan-strategi-metode.html, diakses tanggal 4 Maret 2014).
Simanjutak, Lisnawati.dkk.1992.Metode Mengajar Matematika, Jakarta : Rineka Cipta.
Wati, Citra Budi“Macam – Macam Pendekatan Pembelajaran”(Online),(http://bubudcitra. wordpress.com/ipm /macam-macam-pendekatan-pembelajaran.html,diakses tanggal 18 Maret 2014).